Serat Centhini Jilid-12 berisi 31 pupuh dari pupuh 691 s/d 722, isinya: perjalanan Jayengresmi dan Jayengraga pulang ke Wanamerta, meninggalnya Ki Bayi Panurto dan istrinya, reinkarnasi Seh Amongraga beserta istrinya agar bisa menurunkan raja. Perjalanan Jayengresmi dan Jayengraga: Seh Mangunarsa, Ki Agungrimang dan Niken Rangcangkapti ikut serta; Menginap di Ngardipala di tempat Seh Malangk…
Serat Centhini, atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Seri 7 Serat Centhini mengisahkan tentang kisah pernikahan Niken Tambangraras dengan Syekh Amongraga yang …
Serat Centhini (dalam aksara Jawa:ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦕꦼꦟ꧀ꦛꦶꦤꦶ), atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Buku ini adalah bentuk novelisasi Serat Centhi…
Buku ini berkisah tentang Syekh Ahadiyat (orangtua angkat Jayengsari dan Rancangkapti) yang memiliki seorang putra bernama Cebolang. Pemuda itu pergi mengembara mencari ilmu diiringi empat orang abdinya. Di awal perjalanan, mereka singgah di berziarah ke makam Syekh Jambukarang di Purbalingga. Disana, atas karomah dari Hyang Maha Agung, mereka mendapatkan restu untuk melanjutkan pengembaraan. H…
Dalam pengembaraannya, Cebolang dan abdinya menyinggahi beberapa tempat dan menimba berbagai ilmu dari para gurunya. Di antaranya, ilmu pengobatan jawa, pengetahuan silsilah Raja Demak, Pajang, dan Mataram, Jangka Jayabaya, kisah Jaka Tingkir, ilmu olah senggama, khasiat Asmaul Husna, dan Kisah Dewaruci. Hingga sampai di Desa Paricara, Nyai Demang Puspamadu terpesona dengan Cebolang dan berakhi…
Serat Centhini karya Agus Wahyudi mencangkup budaya Jawa yang sangat luas karena berkaitan dengan budaya Jawa abad ke 16-17 ketika kejadian cerita ini berlangsung. Sebagian cerita, istiadat, kepercayaan mungkin sudah tidak ada lagi pada masa ini, tapi sebagian besar masih hidup dikalangan masyarakat Jawa terutama di pedesaan. Bahkan ada juga pengetahuan spiritual, karena banyak kajian-kajian at…
Serat Centhini karya Agus Wahyudi mencangkup budaya Jawa yang sangat luas karena berkaitan dengan budaya Jawa abad ke 16-17 ketika kejadian cerita ini berlangsung. Sebagian cerita, istiadat, kepercayaan mungkin sudah tidak ada lagi pada masa ini, tapi sebagian besar masih hidup dikalangan masyarakat Jawa terutama di pedesaan. Bahkan ada juga pengetahuan spiritual, karena banyak kajian-kajian at…
Buku ini adalah bentuk novelisasi Serat Centhini jilid kesembilan dari dua belas jilid yang dituturkan ulang oleh Agus Wahyudi. Serat Centhini adalah naskah sastra Jawa yang istimewa, meliputi sejarah, pendidikan, geografi, arsitektur, pengetahuan alam, filsafat, agama, tasawuf, klenik, ramalan, sulap, kesaktian, perlambang, adat istiadat, tata upacara tradisi, etika, psikologi, flora dan fauna…
Syekh Amongraga mengembara dari timur hingga Gunung Lawu. Hingga sesampainya di Giri Bangun (Karanganyar), di sana ia menyebarkan ajarannya kepada penduduk sekitar. Penduduk sangat antusias dengan apa yang diajarkan Syekh Amongraga. la juga mendapat julukan Ki Ageng Lemahbang. Sebanyak 20 orang santri lurah mendapat bimbingan khusus dari Syekh Amongraga melalui ketiga pengikutnya, Kyai Guru Jam…