Text
Sastra Dan Sejarah Indonesia
Mengapa Mas Marco Kartodikromo menentang pemerintah kolonial? Apa tujuan Shamsuddin Salleh menulis roman spionase? Mengapa Tahar Ben Jelloun meminjam plot novel Pramoedya Ananta Toer? Kenapa Pramoedya Ananta Toer tidak dianugerahi Hadiah Nobel? Apa idam-idaman para eksil Indonesia pasca peristiwa 1965?
Buku Sastra dan Sejarah Indonesia ini membahas tentang sejarah dan sastra di Indonesia secara lengkap. Buku ini dibagi menjadi dua bagian: sastra dan sejarah Indonesia. Di bagian pertama, penulis membahas dua pengarang yang karyanya sudah sangat jarang ditemui, bagaimana salah satu novel Pramoedya menginspirasi seorang penulis Perancis, kenapa sastrawan Indonesia belum ada yang menang hadiah Nobel, dan perkembangan sastra kaum eksil, yaitu mereka yang berada di luar negeri saat terjadinya G30S dan menghabiskan hidup mereka di sana. Subjek terakhir ini paling banyak dibahas yaitu sebanyak empat karangan.
Di bagian kedua, terdapat karangan mengenai kota atau daerah tertentu: Bima, Aceh di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, pengalaman seorang Belgia selama Perang Jawa, sebuah langgar di Kampung Pekojan, dan pembahasan mengenai novel yang ditulis seorang Belanda.
Buku ini menyoroti sejumlah pertanyaan seputar sastra Indonesia modern serta membahas beberapa aspek sejarah Indonesia dari abad ke-17 sampai ke-19, di Aceh, di Bima (Pulau Sumbawa), dan di Jawa. Benang merah ketiga belas karangan yang terhimpun dalam buku ini adalah pandangan seorang ahli asing yang mengamati kebudayaan Indonesia.
Tidak tersedia versi lain