Text
Cerita Dari Digul
Buku Cerita dari Digul adalah kumpulan tulisan dari para eka-Digulis yang dibuang sebagai tahanan politik di Digul, Papua Barat. Karya-karya tersebut dikumpulkan dan disunting oleh Pramoedya Ananta Toer. Dokumen-dokumen karya tersebut patutnya dijadikan sebagai catatan sejarah sastra dan bahasa Indonesia.
Dua buah karya yang dimuat dalam buku, berjudul "Antara Hidup dan Mati atau Buron dari Boven Digul" dan "Minggat dari Digul" menarik perhatian. Persamaan keduanya menggambarkan perjuangan pengarang untuk menggunakan bahasa Melayu, yang bukan bahasa ibu mereka. Selain dua karya tersebut, ada lagi satu karya yang juga menarik untuk dibaca. Judulnya adalah "Pandu Anak Buangan", satu-satunya karya Sastra Indonesia bertema psikologi hingga tahun 1945. Sebagai sebuah kumpulan cerita, buku ini tidak hanya nikmat dibaca tetapi juga memberikan bahan renungan tentang makna kemerdekaan hidup sebagai seorang manusia dan bangsa.
Terdapat lima karya tentang Digul dalam buku ini, di antaranya:
1. D.E. Manu Turoe: Rustam Digulist, Penerbit Tjerdas, Medan, tanpa tahun.
2. Oen Bo Tik: Darah dan Air-Mata di Boven Digul, Penerbit Bulan Purnama, Bandung, tanpa tahun.
3. Abdoe'l Xarim M.S.: Pandu Anak Buangan, Penerbit Uitgevers Genootschap "Aneka", Medan, 1933.
4. Wiranta (eks-Digulis): Antara Hidup dan Mati atau Buron dari Boven Digul, Penerbit Bulan Purnama, Bandung, 1931.
5. Tanpa Nama (TN): Minggat dari Digul, "Jilid I", Bagian Daratan, Cetakan ke-3, Penerbit Persbureau "AWAS", Solo, tanpa tahun. "Jilid II", Bagian Daratan, Cetakan ke-2, Penerbit Persbureau "AWAS", Solo, tanpa tahun. "Jilid III", Bagian Daratan, Cetakan ke-2, Penerbit Persbureau "AWAS", Solo, tanpa tahun. "Jilid IV", Bagian Daratan dan Sungai, Cetakan ke-1, Penerbit Persbureau "AWAS", Solo, tanpa tahun.
Novel ini direkomendasikan untuk pembaca yang menyukai genre sejarah.
Sinopsis Buku
Cerita dari Digul merupakan kumpulan tulisan karya para eka-Digulis. Mereka pernah dibuang sebagai tahanan politik semasa pemerintahan kolonial hindia-belanda. Berbagai cerita itu, yang sungguh-sungguh terjadi, mengisahkan suka-duka mereka dalam mempertahankan hidup di tanah buangan Digul, Papua Barat. Getir dan mengharukan.
Tidak tersedia versi lain