Text
Sirkus Pohon
Baiklah, Kawan, kuceritakan padamu soal pertempuranku melawan pohon delima di pekarangan rumahku dan bagaimana akhirnya pohon itu membuatku kena selalu wajib lapor setiap Hari Senin, di Polsek Belantik. Benci nian aku pada delima itu, lihatlah pohon kampungan itu, ia macam kena kutuk. Pokoknya berbongkol-bongkol, dahan-dahannya murung, ranting-rantingnya canggung, kulit kayunya keriput, daun-daunnya kusut. Malam Jumat burung kekelong berkaok-kaok di puncaknya, memanggil-manggil malaikat maut. Tak berani aku dekat-dekat delima itu, karena aku tahu pohon itu didiami hantu.
Dalam novel ini Andrea akan membuat kita terbahak-bahak mengikuti kisah orang-orang Melayu di pedalaman Belitong yang lugu, tersedu-sedu oleh kisah cinta yang masygul, atau geleng-geleng kepala oleh intrik-intrik mereka yang luar biasa. Kita akan menemukan manusia-manusia yang tak sempurna, tapi sekaligus menemukan kebijaksanaan dalam diri mereka.
Sirkus Pohon mengisahkan kisah yang sederhana, polos, dan penuh drama bak sinetron. Sirkus Pohon menceritakan kehidupan Sobri (bisa juga dipanggil Hobri atau Hob) yang apa adanya (kadang terkesan pasrah), tulus dan jujur-entah karena terlalu polos atau apa-tentang cintanya untuk Adinda dan profesi badut di sebuah sirkus keliling. Kisah Sobri terjadi beriringan dengan drama romansa antara Tara dan Tegar yang dipertemukan oleh perceraian orang tuanya masing-masing.
Tidak tersedia versi lain