Text
Pariwisata Di Hindia Belanda ( 1891-1942 )
PARIWISATA adalah kegiatan dimana sebuah negeri mempertontonkan diri untuk orang luar dan juga untuk warganya sendiri. Indonesia kini berhasil menarik jutaan wisatawan asing di samping jutaan orang Indonesia yang mengunjungi negerinya sendiri dengan tujuan bersenang-senang sambil belajar tentang serba serbi aspek kebudayaan Indonesia.
Kata “wisata” sepertinya sangat aneh bila disandingkan dengan kata “Hindia-Belanda”. Zaman kolonial yang terlintas di benak kita selalu tentang perang, dan kekejaman. Bagaimana pula ada kegiatan wisata di masa masa serba sulit seperti itu?
Dalam kehidupan manusia, pariwisata merupakan salah satu kegiatan penting, terutama bila dikaitkan dengan kebutuhan manusia. Ahli psikologi Amerika, Henry A. Murray menjelaskan bahwa motivasi orang melakukan kegiatan pariwisata adalah karena kebutuhan dan akan keberhasilan, pelestarian, pengakuan, pamer, dominasi, otonomi, perbedaan, agresi, berkelompok, permainan, pengetahuan, dan mengatasi kelemahan. Teori Murray ini lebih rumit dari pada teori hierarki Abraham Maslow berupa kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, penghargaan, mewujudkan diri, mengetahui dan memahami.
Fenomena ini mempunyai sejarah. Buku Achmad Sunjayadi ini membeberkan lahirnya pariwisata Indonesia di masa kolonial, dari 1891 sampai 1942, dan menggambarkan peranan berbagai pihak dalam perkembangan itu, termasuk praktisi perhotelan, pegawai pemerintah, jurnalis sampai pendeta, termasuk juga tentu saja orang Indonesia sendiri. Buku ini mengulas sektor pariwisata di zaman Hindia Belanda pada tahun tahun sebelum berakhirnya masa pemerintahannya. Ternyata, pariwisata di Hindia Belanda memang ada. Buku ini tidak hanya membahas lokasi wisata saja, tetapi juga kuliner dan komunitas komunitas budaya di Hindia Belanda.
Tidak tersedia versi lain