Text
Celoteh Romo Magnis
Franz Magnis Suseno, Pastor Katolik yang lahir tahun tanggal 26 Mei 1936 di Polandia ini memiliki pergaulan sangat luas. Beliau adalah seorang tokoh Katolik dan Budayawan Indonesia.
Beliau berasal dari sebuah keluarga bangsawan dan biasa dipanggil Romo Magnis hingga saat ini masih menjabat sebagai direktur Program Pascasarjana dan Pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta.
Dapat disejajarkan dengan Gus Dur, Cak Nur (Nurcholish Madjid), Buya Syafi'I Ma'arif, Pdt. A. A Yewangoe, serta tokoh-tokoh lain yang secara konsisten merawat kebinekaan bangsa dan senantiasa berupaya bagi terwujudnya kehidupan damai.
Sebelum menjadi warga negara Indonesia pada tahun 1977, Romo Magnis adalah seorang warga negara Jerman yang bernama Franz Graf Von Magnis dan menambahkan dibelakang namanya “Suseno” setelah menjadi warga negara Indonesia.
Ia dikenal sebagai pribadi yang hangat, ramah, bersahabat dengan semua orang tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, dan juga dikenal sebagai cendekiawan cerdas, sehingga mendapat gelar doktor kehormatan di bidang teologi dari Universitas Luzern, Swiss tahun 2002.
Dalam buku ini, Ahmad Nurcholish menuliskan penggalan-penggalan ujaran bijak dari sang pastor yang sangat dicintai dan mencintai Alm. Gus Dur. Banyak kata kata dari beliau yang bisa kita ambil tentang kemanusiaan dan persaudaraan.
Memang kemanusiaan dan persaudaraan tidak memandang apa agamamu dan apa suku bangsamu. Saya pribadi terkesan dengan kata kata beliau yang tertuang dalam buku ini, salah satunya adalah :
“Istilah pluralisme kadang-kadang dibajak sebagai nama untuk pandangan bahwa semua agama sama saja dan jangan masing-masing agama menganggap diri sendiri paling benar."
Tidak tersedia versi lain