Text
Merawat Kebinekaan
Salah satu tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini (dan juga negara-negara lain di dunia ini sebetulnya) adalah bagaimana penduduk negeri ini bisa merawat kebhinekaan yang kini sudah mulai luntur dan terkoyak.
Inilah yang menjadi tema besar seminar yang belum lama ini digelar oleh Pertiwi di Jakarta dimana saya menjadi salah satu pembicaranya, selain Jenderal Hamli dari BNPT Polri dan Susaningtyas Kertopati dari DPR RI.
Ketua Umum Pertiwi, Putri K. Wardani, menegaskan tentang urgensi merajut kembali spirit kemajemukan dan nilai-nilai kebangsaan yang mulai "terusik” demi keutuhan dan masa depan bangsa dan negara Indonesia yang gemilang.
Menurutnya, spirit kebhinekaan dan nilai-nilai kebangsaan itu kini bukan hanya terganggu oleh munculnya berbagai kelompok radikal-intoleran tetapi juga oleh sisa-sisa Pilpres yang menimbulkan sejumlah luka menganga.
Sangat disayangkan kalau Indonesia yang super majemuk dan super kaya dengan aneka etnis, suku, bahasa, agama, kepercayaan, budaya, tradisi, dan adat-istiadat ini kemudian musnah di kemudian hari hanya karena ulah sekelompok ektremis-intoleran tersebut.
Sementara itu kelompok toleran-pluralis dan kaum pecinta kemajemukan dan perdamaian lengah, abai, atau mungkin takut dan tak mampu berbuat apa-apa untuk menyelamatkan aset-aset kultural bangsa yang tak ternilai harganya.
Jika tidak diantisipasi dengan cermat dan strategis, bukan hal yang mustahil jika kelak kebhinekaan bangsa Indonesia itu rontok berkeping-keping ditelan oleh limbo sejarah dan hanya menyisakan penyesalan tiada tara seperti apa yang pernah terjadi di Afganistan, Suriah, Irak, Arab Saudi, dlsb
Tidak tersedia versi lain