Text
Rantai Tak Putus
Ke mana pun kita melayangkan pandang, UMKM―Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah―selalu hadir. Dari petani cabai hingga pemilik bengkel, UMKM menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus alat terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi.
Namun, kuantitas tak selalu bertumbuh selaras dengan kualitas. Lantas, adakah formula ideal untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia?
Dee Lestari, salah seorang penulis terbaik Indonesia, mengajak kita menelusuri jawaban itu. Berkisah lewat narasi nan hidup, Rantai Tak Putus tidak sekadar inspiratif, tetapi juga menyimpan mutiara penting.
“Dunia usaha kita sudah menuju arah yang tepat. 99,9% unit usaha di Indonesia adalah UMKM. Pe-er terbesarnya adalah bagaimana mendongkrak kualitas dan produktivitas UMKM hingga berhasil menjadi penyumbang PDB pokok bagi negara kita.
Saya sangat senang penulis seperti Dee Lestari mampu melihat pentingnya isu ini. Semoga buku Rantai Tak Putus dapat membuka mata betapa pentingnya kemajuan UMKM bagi kemajuan bangsa. Buku ini sanggup memantik semangat, khususnya generasi muda Indonesia, untuk berani memulai usaha, gigih untuk maju, dan semakin kreatif.”
Rantai Tak Putus menghadirkan cerita-cerita dari beberapa UMKM yang dibina oleh Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang didukung oleh Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Cerita-cerita yang dipaparkan di Rantai Tak Putus memberikan pemahaman bahwa dalam merintis dan mengembangkan UMKM, modal yang diperlukan tidak semata masalah ketersediaan dana tetapi juga ilmu yang mumpuni dan kebiasaan yang baik.
UMKM-UMKM yang diceritakan di buku ini menerapkan prinsip 5R Kaizen dalam setiap aspek pengelolaan bisnisnya: Ringkas, Resik, Rapi, Rawat Rajin. Prinsip 5R sendiri setahu saya dipakai juga di perusahaan-perusahaan skala nasional. Prinsip 5R yang dipelihara dan menjadi gaya hidup pelaku UMKM membawa mereka ke level yang lebih tinggi lagi.
Tidak tersedia versi lain