Text
Wuhan Diary : awal kisah pandemi yang melumpuhkan dunia
Pada 25 Januari 2020, setelah pemerintah pusat memberlakukan kuncitara di Wuhan, penulis terkenal
Tiongkok, Fang Fang, mulai menerbitkan buku hariannya secara daring. Setiap malam, unggahan Fang
Fang menyuarakan ketakutan, kemarahan, dan harapan jutaan warganya. Kisahnya merefleksikan dampak
psikologis dari isolasi paksa dan yang paling tragis: nyawa tetangga dan teman yang diambil oleh virus
mematikan itu. Sebagai laporan saksi mata, Wuhan Diary berbicara lantang menentang ketidakadilan sosial,
penyalahgunaan kekuasaan, dan masalah lain yang menghambat respons terhadap epidemi dan membuat
dirinya terlibat dalam kontroversi daring karenanya.
Melalui catatan hariannya, Fang Fang berupaya mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi virus baru,
penderitaan warga Wuhan juga menimpa warga di mana-mana, “Virus adalah musuh bersama umat
manusia. Satu-satunya cara untuk menaklukkan virus ini dan membebaskan diri dari cengkeramannya
adalah dengan kerja sama seluruh umat manusia.”
“Wuhan Diary menggambarkan kondisi pandemi yang sangat mirip dengan di Indonesia. Setiap kalimatnya
mewakili suara dan emosi yang saya rasakan ketika mengamati respons pemerintah
dan masyarakat umum dalam menghadapi pandemi.”
Tidak tersedia versi lain