Text
Why ? The Chrysanthemum and the sword Ruth Benedict
Saat Perang Dunia II, Amerika Serikat bingung bagaimana mengontrol Jepang. Hal ini dikarenakan tentara Jepang yang selama perang melakukan penyerangan hingga aksi bunuh diri tiba-tiba berubah sikap bersahabat kepada tentara Amerika setelah menjadi tawanan, sehingga inilah yang membuat Amerika tidak mengerti sikap orang-orang Jepang. Karena itulah pemerintah Amerika meminta bantuan penyelidikan tentang Jepang kepada Ruth Benedict yang merupakan seorang Antropolog. Hasil laporannya dinamakan “Patterns of Japanese Culture”. Dan laporan ini dijadikan buku yang berjudul “The Chrysanthemum and The Sword”.
Banyak orang yang mengapresiasi Benedict yang telah berhasil mencatat secara detail tentang Jepang dan masyarakatnya dengan objektif. Bunga seruni di Jepang merupakan bunga yang melambangkan keluarga kerajaan sehingga memberikan kesan serius dan elegan. Bunga seruni dalam “The Chrysanthemum and The Sword” mengibaratkan penampilan orang Jepang yang murni dan mengutamakan kasih sayang serta keindahan. Pedang memberikan kesan bahwa orang Jepang yang memberikan penghormatan terbaik bagi pahlawan yang gugur dalam perang, sehingga Benedict memberikan judul kepada hasil laporan penelitiannya dengan “The Chrysanthemum and The Sword” yang memiliki arti dualisme kepribadian orang Jepang yang menghormati pedang dan mencintai bunga seruni.
Tidak tersedia versi lain