Text
On the origin of shitty generation
Kenalin, ini Panji, lahir di Jakarta tahun 1996. Punya hobi travelling dan cita-citanya adalah beli rumah. Dengan style yang eksentrik serta feed aesthetic, Panji sukses menggaet 5k followers secara organic meskipun in real life hidupnya sedikit chaotic. Kalau Aristoteles punya teori manusia adalah makhluk sosial, Panji juga punya teori bikinannya sendiri, yaitu manusia adalah makhluk sosial (media). Hidupnya kadang emang suka ke-digital-an, nggak heran temen-temennya pada manggil dia, “Panji Manusia Millennial.”
Mungkin lo pernah ngalamin, di suatu pagi yang “fitri”, lo nyalain TV dan tiba-tiba lo nemuin cuplikan acara reality show yang katanya mengangkat tema kehidupan milenial. Millennials yang katanya nggak mungkin punya rumah karena hasil kerja keras tanpa jedanya cuma abis buat beli boba. Millennials yang katanya baru lulus langsung minta gaji gede, padahal menulis email lamaran kerja aja nggak becus. Millennials yang katanya super narsis, baik cuma sekadar selfie sampai ke aktualisasi diri. Millennials yang katanya selalu impulsif dalam berhedonisme. Millennials dan reputasinya yang buruk pasti udah sering banget didengar atau dibaca di berbagai artikel yang viral. Walaupun (syukurnya) belakangan juga kenceng berbagai gerakan, seminar, dan lain semacamnya yang mengajak masyarakat untuk lebih memahami millennials dan sifat mereka. Jadi, sebenernya siapa sih milenial itu? Anak-anak SMA berusia belasan yang digambarin di reality show? Atau anak-anak kuliahan yang ada di iklan-iklan itu? Tolak ukur millennial itu apa sih? Tahun lahir? Atau status? Kalo orang udah nikah, masih milenial nggak sih?
Tidak tersedia versi lain