Text
Menyusu celeng
Dengan menyusu pada raja celeng, mereka pun memperkuat ilmu celengnya. Lalu, apa lagi ilmu celeng itu, selain ilmu serakah, ilmu kemaruk, ilmu mengeruk harta, ilmu korupsi, ilmu gila kuasa untuk menumpuk kekayaan yang tiada batasnya. Namun, untuk bisa menyusu dan memperoleh ilmu-ilmu itu ada syaratnya. Kurang lebih sama dengan pesugihan, yang juga menuntut syarat kurban.
Menyusu Celeng karya Sindhunata bercerita tentang kemunafikan, kekejaman, kejahatan, dendam, nafsu, dan perilaku manusia berwatak celeng. Mengutip Friedrich Nietzsche, binatang buas itu memang belum mati di masa sekarang, binatang buas itu masih hidup, dan makin hidup karena terlahir kembali.
Buku Menyusu Celeng direkomendasikan untuk Anda yang memiliki ketertarikan terhadap filsafat dan isu budaya. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk menyelami pemikiran Sindhunata dalam membahas kemunafikan, kejahatan, dendam, dan perilaku manusia berwatak celeng yang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.
Sekilas Tentang Penulis:
Sindhunata atau Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ adalah seorang Romo Katolik sekaligus editor majalah lokal, Basis. Romo yang akrab disapa Romo Sindu ini juga berperan sebagai jurnalis media nasional, secara khusus membahas sepak bola dan isu budaya. Karyanya yang populer adalah Anak Bajang Menggiring Angin.
Tidak tersedia versi lain