Penulis dari buku Rindu ini ada penulis novel kebangsaan Indonesia yang banyak dari karya yang Tere tulis merupakan National Best Seller. Rindu merupakan buku ke-20 dari karya Tere Liye, yang memiliki nama asli Darwis ini lahir di tahun 1979 pada tanggal 21 Mei. Total dari buku-buku yang ia tulis mencapai angka 30 buku dimulai dari tahun 2005, buku debutnya berjudul “Hafalan Shalat Delisa”…
“Gelap! Melati hanya melihat gelap. Hitam. Kosong. Tak ada warna…. Senap! Melati hanya mendengar senyap. Sepi. Sendiri. Tak ada Nada” Novel “Moga Bunda Disayang Allah” karya penulis terkenal, Tere Liye ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan bernama Melati, yang berusia 6 tahun. Pada awalnya Melati adalah anak yang periang dan lucu. Ia mengalami kebutaan dan tuli sejak be…
Novel ini menceritakan tentang kisah seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Novel ini dikemas dengan sangat baik oleh sang penulis yaitu Tere Liye dengan latar yang bagus dan bahasa yang mudah dipahami pembaca. Banyak kalimat motivasi dan kalimat yang…
Si Anak Cahaya Karya Tere Liye adalah fiksi sastra jenis novel yang sempat populer pada masanya. Kisah ini tentang gadis kecil yang bernama Nurmas yang hidup di kampung pedalaman. Hidup di masa awal kemerdekaan dimana semua serba terbatas, bahkan sekolah pun tidak menggunakan seragam dan tidak beralas kaki. Meskipun kehidupan di kampung sana tidaklah mudah, Nur tetap menjalani hidupnya dengan c…
Novel Burlian karya Tere Liye merupakan novel yang bertemakan persahabatan, dan kekeluargaan. Novel yang diterbitkan pada tahun 2009 ini menghadirkan kembali suasana dan potret kehidupan anak-anak pulau Sumatera pada era Orde Baru dimana pada saat itu hanya terdapat satu channel televisi Indonesia, yaitu TVRI. Novel ini mampu menghadirkan kisah-kisah inspiratif yang dikemas melalui petualangan…
"Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi. Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian. Tapi di Negeri di Ujung Ta…
Buat apa kamu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain? Buat apa kamu mencemaskan apa yang akan dinilai orang lain? Kekhawatiran, juga kecemasan yang sejatinya mungkin tidak pernah ada. Dulu, sekarang, hingga kapan pun, dia adalah kakakku. Tentang seorang kakak yang mengorbankan apapun agar adik-adiknya bisa sekolah. Tentang rasa sabar dan penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan.…
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai. Tekad kami sebesar badai. Tidak pernah kenal kata menyerah. * Buku ini tentang Si Anak Badai yang tumbuh ditemani suara aliran sungai, riak permukaan muara, dan deru ombak lautan. Si Anak Badai yang penuh tekad dan keberanian mempertahankan apa yang menjadi m…
Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut- marut kehidupan. Mari berpikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada kita, lantas lembut berkata: Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima Pertanyaan. Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu? M…
Kita hanya punya sepotong hati, bukan? Satu-satunya. Lantas, bagaimana kalau hati itu terluka? Disakiti justru oleh orang yang kita cintai? Aduh, apakah kita bisa mengobatinya? Apakah luka itu bisa pulih, tanpa bekas? Atau jangan-jangan, kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru? Lantas, apakah tetap cinta namanya meski telah kehilangan kepercayaan dan komitmen? Apakah kita berse…