Prof. Dr. Nurcholish Madjid lahir pada 17 Maret 1939, di tengah gejolak perjuangan politik menuju kemerdekaan Indonesia, di Desa Mojoanyar, Jombang, Jawa Timur. Desa ini memiliki dinamika keagamaan yang istimewa tempat penghuninya meletakkan pendidikan pada posisi yang utama. Mayoritas penduduk Jombang adalah santri Muslim, dengan tradisi tarekat (sufisme) yang kuat dan secara otomatis menjadi …
Serat Centhini Jilid-12 berisi 31 pupuh dari pupuh 691 s/d 722, isinya: perjalanan Jayengresmi dan Jayengraga pulang ke Wanamerta, meninggalnya Ki Bayi Panurto dan istrinya, reinkarnasi Seh Amongraga beserta istrinya agar bisa menurunkan raja. Perjalanan Jayengresmi dan Jayengraga: Seh Mangunarsa, Ki Agungrimang dan Niken Rangcangkapti ikut serta; Menginap di Ngardipala di tempat Seh Malangk…
Why? World Custom - Adat Istiadat Di Dunia Peradaban manusia dengan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut tumbuh berdampingan. Semakin maju dan berkembangannya peradaban maka semakin maju pula pengetahuan umum dan pendidikan suatu negara. Pengetahuan umum berpusat pada ilmu budaya, seperti filsafat, kesusteraan, ilmu bahasa,ilmu agama, seni, dll. Buku ini menyajikan pendidika…
Studi tentang ke-Aceh-an telah menjadi fokus para penjelajah asing yang datang ke Nusantara sejak abad ke-16.para penjelajah asing tersebut menulis tentang Aceh dalam berbagai perspektif. Baik dari sistem pemerintahan, kultur masyarakat, sumber daya alam, eksotisme negara Aceh, ketangguhan perempuan Aceh, patriotisme orang Aceh, hubungan Aceh dengan negara luar dan sejumlah tema lainnya. Ini…
Serat Centhini, atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Seri 7 Serat Centhini mengisahkan tentang kisah pernikahan Niken Tambangraras dengan Syekh Amongraga yang …
Serat Centhini (dalam aksara Jawa:ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦕꦼꦟ꧀ꦛꦶꦤꦶ), atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Buku ini adalah bentuk novelisasi Serat Centhi…
Buku ini berkisah tentang Syekh Ahadiyat (orangtua angkat Jayengsari dan Rancangkapti) yang memiliki seorang putra bernama Cebolang. Pemuda itu pergi mengembara mencari ilmu diiringi empat orang abdinya. Di awal perjalanan, mereka singgah di berziarah ke makam Syekh Jambukarang di Purbalingga. Disana, atas karomah dari Hyang Maha Agung, mereka mendapatkan restu untuk melanjutkan pengembaraan. H…
Dalam pengembaraannya, Cebolang dan abdinya menyinggahi beberapa tempat dan menimba berbagai ilmu dari para gurunya. Di antaranya, ilmu pengobatan jawa, pengetahuan silsilah Raja Demak, Pajang, dan Mataram, Jangka Jayabaya, kisah Jaka Tingkir, ilmu olah senggama, khasiat Asmaul Husna, dan Kisah Dewaruci. Hingga sampai di Desa Paricara, Nyai Demang Puspamadu terpesona dengan Cebolang dan berakhi…
Serat Centhini karya Agus Wahyudi mencangkup budaya Jawa yang sangat luas karena berkaitan dengan budaya Jawa abad ke 16-17 ketika kejadian cerita ini berlangsung. Sebagian cerita, istiadat, kepercayaan mungkin sudah tidak ada lagi pada masa ini, tapi sebagian besar masih hidup dikalangan masyarakat Jawa terutama di pedesaan. Bahkan ada juga pengetahuan spiritual, karena banyak kajian-kajian at…
R.A. Kartini, seorang perempuan Jawa ini merupakan pemikir feminisme awal di Indonesia. Dia perempuan yang gagasan-gagasannya dinilai mencerahkan dan mengilhami banyak kalangan terutama kaum wanita. Untuk hal ini ia mewariskan ratusan pucuk surat-bagian dari korespondensinya dengan sahabat-sahabatnya di Belanda. Surat-surat tersebut sejauh ini merupakan dokumen tertulis paling awal hasil pemiki…